Kimia Fisika - Destilasi

Senin, 11 Mei 2015



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Destilasi merupakan suatu proses pemisahan dua atau lebih komponen zat cair 
berdasarkan  pada  titik  didih.  Secara  sederhana  destisi  dilakukan  dengan 
memanaskan/menguapkan  zat  cair  lalu  uap  tersebut  didinginkan  kembali  supaya  jadi  cair dengan bantuan kondensor. Destilasi digunakan untuk memurnikan zat cair, yang  didasarkan  atas  perbedaan  titik  didih  cairan.  Pada  proses  ini  cairan  berubah  menjadi  uap. Uap ini adalah zat murni. Kemudian uap ini didinginkan pada pendingin ini, uap  mengembun  manjadi  cairan  murni  yang  disebut  destilat.  Destilat  dapat  digunakan  untuk memperoleh pelarut murni dari larutan yang mengandung zat terlarut misalnya  destilasi air laut menjadi air murni . 
Destilasi  adalah  suatu  proses  pemurnian  yang  didahului  dengan  penguapan 
senyawa  cair  dengan  cara  memanaskannya,  kemudian  mengembunkan  uap  yang 
terbentuk.  Prinsip  dasar  dari  destilasi  adalah  perbedaan  titik  didih  dari  zat-zat  cair 
dalam  campuran  zat  cair  tersebut  sehingga  zat  (senyawa)  yang  memiliki  titik  didih terendah akan menguap lebih dahulu, kemudian apabila didinginkan akan mengembun  dan  menetes  sebagai  zat  murni  (destilat).  Destilasi  digunakan  untuk  memurnikan  zat  cair, yang didasarkan atas perbedaan titik didih cairan. Pada proses ini cairan berubah  menjadi  uap.  Uap  ini  adalah  zat  murni.  Kemudian  uap  ini  didinginkan  pada  pendinginan ini, uap mengembun manjadi cairan murni yang disebut destilat.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut : 
1.        Mengetahui definisi dari destilasi biasa
2.        Mengetahui  produk  yang  dihasilkan  serta  alat  yang  digunakan  dalam  destilasi  biasa 
3.        Memahami treatment dan proses destilasi biasa dan 
4.        Menghetahui aplikasi destilasi biasa pada skala laboratorium dan skala industri. 
1.3 Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah sejarah destilasi ?
2.      Apakah pengertian dari destilasi ?
3.      Mengapa destilasi digunakan sebagai salah satu metode pemisahan ?
4.      Bagaimanakah prinsip utama dari destilasi ?
5.      Apa saja jenis dari destilasi ?
6.      Bagaimanakah proses dari destilasi ?
7.      Bagaimanakah penerapan destilasi ?
8.      Bagaimanakah penggunaan destilasi ?

























BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Destilasi
Destilasi  pertama  kali  ditemukan  oleh  kimiawan  Yunani  sekitar  abad  pertama  masehi  yang  akhirnya  perkembangannya  dipicu  terutama  oleh  tingginya  permintaan  akan  spritus.  Hypathia  dari  Alexandria  dipercaya  telah  menemukan  rangkaian  alat  untuk  distilasi  dan  Zosimus  dari  Alexandria-lah  yang  telah  berhasil  menggambarkan  secara  akurat  tentang  proses  distilasi  pada  sekitar  abad  ke-4  Bentuk  modern  distilasi  pertama  kali  ditemukan  oleh  ahli-ahli  kimia  Islam  pada  masa  kekhalifahan Abbasiah,  terutama  oleh  Al-Razi  pada pemisahan  alkohol  menjadi  senyawa  yang  relatif  murni  melalui  alat  alembik,  bahkan  desain  ini  menjadi  semacam  inspirasi  yang  memungkinkan  rancangan  distilasi  skala  mikro,  The  Hickman  Stillhead  dapat  terwujud. Tulisan oleh Jabir  Ibnu Hayyan  (721-815)  yang lebih dikenal dengan  Ibnu  Jabir menyebutkan tentang uap anggur yang dapat terbakar, ia juga telah menemukan  banyak  peralatan  dan  proses  kimia  yang  bahkan  masih  banyak  dipakai  sampai  saat  kini. Kemudian teknik penyulingan diuraikan dengan jelas oleh Al-Kindi (801-873). 
2.2 Pengertian Destilasi
     Destilasi  atau  penyulingan  adalah  suatu  metode  pemisahanbahan  kimia  berdasarkan  perbedaan  kecepatan  atau  kemudahan  menguap  (volatilitas)  bahan  atau  didefinisikan  juga  teknik  pemisahan  kimia  yang  berdasarkan  perbedaan  titik  didih.  Dalam  penyulingan,  campuran  zat  dididihkan  sehingga  menguap,  dan  uap  ini  kemudian  didinginkan  kembali  ke  dalam  bentuk  cairan.  Zat  yang  memiliki  titik didih lebih  rendah  akan  menguap  lebih  dulu.  Metode  ini merupakan  termasuk  unit  operasi  kimia  jenis  perpindahan  massa.  Penerapan  proses  ini  didasarkan  pada  teori  bahwa  pada  suatu  larutan,  masing-masing  komponen  akan  menguap  pada  titik  didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.  Destilasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk memisahkan dan memurnikan  cairan. Destilasi terdiri dar pemanasan cairan sampai pada titik didihnya, penghantaran  uap  pada  alat pendingin  dimana  terjadi  kondensasi  dan  mengambil  zat  yang  telah  terkondensasi. 
Destilasi juga merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut  didinginkan  kembali  menjadi  cairan.  Unit  operasi  destilasi merupakan  metode  yang  digunakan untuk memisahkan komponen-komponennya yang terdapat dalam salah satu  larutan  atau  campuran  dan  bergantung  pada distribusi  komponen-komponen  tersebut  antara  fasa  uap  dan  fasa  air.  Syarat utama  dalam  operasi  pemisahan  komponen- komponen dengan cara destilasi adalah komposisi uap harus berbeda dengan komposisi  cairan dengan terjadi keseimbangan larutan-larutan, dengan komponen-komponennya  cukup dapat menguap.  Bila  zat  non  volatil  dilarutkan  ke  dalam  suatu  zat  cair  tersebut akan  turun.  Hukum  raoult  menyatakan  bahwa  tekanan  masing-masing  komponen berbanding  langsung dengan fraksi molnya.  Apabila  yang  didinginkan  adalah  bagian  campuran  yang  tidak  teruapkan  dan  bukan  destilatnya,  maka  proses  tersebut  biasanya  dinamakan  pengentalan  dengan  evaporasi.  Dalam  hal  ini sering  kali  bukan  pemisahan  yang  sempurna  yang  dikehendaki,  melainkan peningkatan  konsentrasi  bahan-bahan  yang  terlarut  dengan  cara  menguapkan  sebagian  dari  pelarut.  Sering  kali  destilasi  digunakan  semta-mata sebagai  tahap  awal  dari  suatu  proses  rektifikasi.  Dalam  hal  ini  campuran  dipisahkan  menjadi  dua,  yaitu  bagian  yang  mudah  menguap  dan  bagian  yang  sukar menguap. Kemudian masing-masing bagian diolah lebih lanjut dengan cara rektifikasi
2.3 Dasar Pemisahan Dengan Metode Destilasi
Dasar utama pemisahan dengan cara destilasi adalah perbedaan titik didih cairan pada tekanan tertentu. Proses destilasi biasanya melibatkan suatu penguapan campuran dan diikuti dengan proses pendinginan dan pengembunan. Sebagai contoh ada sebuah campuran yang di dalamnya terdapat dua zat, yaitu zat A  dan zat B. Zat A mempunyai titik didih sekitar 120Āŗ C, sedangkan zat B mempunyai titik didih sebesar 80Āŗ C. Zat A dapat dipisahkan dengan zat B dengan cara mendestilasi campuran tersebut pada suhu sekitar 80Āŗ C. Pada suhu tersebut, zat B akan menguap sedangkan zat A tetap tinggal.

2.4 Prinsip Utama Destilasi
Pada umumnya pemisahan dengan metode destilasi melibatkan kesetimbangan cair-uap. Kesetimbangan cair-uap sangat bergantung pada komposisi campuran yang hendak dipisahkan. Kesetimbangan fase cair-uap ini dijadikan dasar untuk memisahkan komponen campuran.
1.      Diagram Fase dan Komposisi Campuran
Sebenarnya secara prinsip metode destilasi relative sukar untuk dilakukan dengan sederhana. Jika terdapat dua zat cait yang saling bercampur dipanaskan, masing-masing komponen akan berubah fase menjadi uap walaupun titik didih keduanya belum tercapai. Uap dari kedua zat cair ini ada dalam bentuk campuran uap, dengan perbandingan yang memenuhi hokum Raoult pada system tertutup.

2.      Volatilitas Relatif
Adapun tekanan parsial masing-masing komponen sangat tergantung kepada fraksi mol komponen tersebut, untuk campuran yang sedang dipanaskan sampai mendidih, uapnya kaya akan komponen yang lebih volatile.

3.      Piring Teoritis
Campuran ideal yang serupa juga dapat dilukiskan dengan menggambarkan komposisi campuran lawan temperature. Komposisi uap dan cairan campuran biner mempunyai profil. Komposisi uap berbeda dengan komposisi cairnya. Kurva  kesetimbangan pada bagian bawah merupakan kesetimbangan cair, sedangan kurva di atasnya adalah kuva kesetimbangan gas. Di daerah di bawah kurva cair, semua komposisi akan dijumpai dalam bentuk cair, sedang di atas kurva kesetimbangan gas, semua komposisi berada di dalam fase gas. Di daerh tengah di dalam kurva gas dan kurva cair maka didapati campuran kedua komponen dalam bentuk uap maupun cair secara seimbang, dan jumlahnya dapat dihitung menurut komposisinya.

4.      Persamaan Fenske
Campuran ideal tidak mudah dijumpai di alam. Campuran ideal hanya ada di laboratorium karena dibuat manusia dan dapat diamati sifat-sifatnya. Beberapa hukum daan persamaan memang diturunkan awalnya dari persamaan ideal seperti ini. Dalam kehidupan sehari-hari dan di alam, campuran ada dalam bentuk jauh lebih kompleks. Campuran di alam bisa terjadi secara spontan mengikuti hukum alam, dan biasanya sangat kompleks.

2.5 Beberapa Jenis Destilasi
Karena beberapa jenis distilasi berkembang dengan aplikasi ke beberapa jenis sampel, modifikasi dari metode distilasi juga berlangsung cepat. Setiap sampel, terutama sampel alam mengandung tingkat kesulitan yang berbeda dengan sampel laboratorium. Perkembangan metode analitik sering kali didorong oleh keberagaman sampel yang ada dan memerlukan studi mendalam mengenai struktur sampelnya. Salah satu jenis distilasi yang sering dibicarakan adalah distilasi fraksional, karena sangat berguna untuk memisahkan kandungan berguna dari minyak bumi.
Distilasi vakum, distilasi uap, distilasi azeotropik, distilasi solar adalah beberapa jenis distilasi yang lain yang juga sering digunakan, melakukan pernisahan berdasarkan pada sifat pernisahan kirnia yang diperlukan sampel.

1.      Destilasi Konvensional
Distilasi konvensional merujuk pada distilasi sederhana yang sering dilakukan di laboratorium pendidikan. Proses distilasi berlangsung jika campuran dipanaskan dan sebagian komponen volatil menguap naik dan didinginkan sampai mengembun di dinding kondensor. Destilat ini ditampung di sebuah tempat baru. Pada distilasi sederhana ini tidak digunakan refluks sebagai kolom fraksionasi. Destilat akan diembunkan dan dialirkan turun ke tempat penampungan. Dalam distilasi sederhana memang tidak terjadi fraksionasi pada saat kondensasi karena komponen campuran tidak banyak. Jika campuran terdiri dari banyak komponen maka cara sederhana ini tidak dapat digunakan karena kondensat atau destilat yang didapat masih merupakan campuran juga.
Pada praktiknya, distilasi sederhana sangat sulit untuk mernisahkan komponen campuran dengan sempurna. Destilat yang tertampung masih berupa campuran dan harus dianalisis lebih lanjut. Distilasi konvensional juga sangat tidak praktis untuk mernisahkan campuran berkomponen banyak. Di lain pihak distilasi sederhana sering digunakan untuk tujuan pemurnian sampel dan bukan pemisahan kimia dalam arti sebenarnya. Distilasi sederhana juga sering digunakan untuk keperluan di laboratorium kirnia untuk menggambarkan proses pernisahan sederhana.

2.      Destilasi Fraksional

Distilasi fraksional sangat bergantung pada kondisi campuran yang akan dipisahkan. Jumlah piring teoretis yang dilukiskan dalam persamaan Fenske dan secara operasional masih ada beberapa koreksi dari apa yang telah dikemukakan pada persamaan Fenske. Metode McCabe- Thielle memperhitungkan garis aktual yang berbeda dari garis operasi ideal (garis X = Y). Dengan demikian, dalam metode ini ada garis baru di dekat garis operasi yang memperhitungkan kemungkinan perbedaan komposisi cair dan uap yang diasumsikan konstan. Rasio refluks dalam hal ini memang sangat bergantung pada kondisi eksperimen, campuran yang dipisahkan dan hasil yang diharapkan.
Jika dibandingkan dengan distilasi sederhana biasa, distilasi fraksi minyak bumi dapat digunakan sebagai contoh. Digambarkan perubahan titik didih lawan persentase destilat yang memiliki pola berbeda antara distilasi fraksional dengan 100 piring teoretis dan distilasi sederhana biasa. Pada distilasi fraksional setiap pemisahan komponen dilukiskan dengan bagian kurva yang mendatar dan berubah menurut temperatur. Pada distilasi biasa di mana tidak digunakan pemisahan fraksi-fraksi destilat karena kondisi eksperimennya. Dengan sendirinya tidak ada garis mendatar pada grafik temperatur vs persentase destilat. Untuk tujuan pemurnian sering digunakan distilasi sederhana.

3.      Destilasi Vakum
Distilasi vakum dilakukan dengan menurunkan tekanan, dari beberapa ratus mmHg sampai 0,001 mmHg atau hampir vakum. Tujuan utamanya adalah menurunkan titik didih cairan yang bersangkutan. Hal ini dilakukan jika senyawa-senyawa target mudah terdekomposisi pada titik didihnya atau jika titik didih senyawa target susah untuk dicapai. Tambahan lagi, volatilitas relatif juga meningkat jika tekanan diturunkan.
Dengan demikian, rancangan peralatan distilasi tidak sederhana karena memerlukan sistem tertutup. Kolom distilasi biasanya mempunyai desain sebagai kolom berisi dan tertutup (packed column) untuk distilasi fraksional. Distilasi vakum tinggi (high vacuum distillation) dilakukan untuk tekanan 1-50 mmHg. Di bawah 1 mmHg distilasi dilakukan dengan kolom fraksionasi khusus. Distilasi vakum sangat berhubungan dengan distilasi fraksional. Untuk kolom fraksionasi besaran yang digunakan untuk menentukan keberlangsungan proses adalah HETP (height equivalent to a theoreticai plates) di mana harga HETP rendah merupakan indikasi sistem yang baik.

4.      Destilasi Uap
Distilasi uap dilakukan untuk mernisahkan komponen campuran pada temperatur lebih rendah dari titik didih normal komponen-komponennya. Dengan cara ini pernisahan dapat berlangsung tanpa merusak komponen-komponen yang hendak dipisahkan. Cara ini dapat dipilih jika komponen-komponen yang dipisahkan sensitif terhadap panas dan harus dijaga.
Ada dua cara melakukan distilasi uap. Yang pertama adalah dengan menghembuskan uap secara kontinu di atas campuran yang sedang diuapkan. Cara kedua adalah dengan cara mendidihkan senyawa yang dipisahkan bersama dengan pelarut yang diuapkan. Komponen yang dipisahkan dididihkan bersama-­sama dengan pelarutnya. Tekanan parsial dari komponen ini secara bertahap akan mencapai kesetimbangan tekanan total sistem.
Dalam model distilasi uap ini temperatur dari komponen yang dipisahkan dapat diturunkan dengan cara menguapkannya kepada uap pembawa (carrier), biasanya uap pelarut. Temperatur penguapan dalam hal ini lebih rendah dari temperatur didih senyawa-senyawa yang dipisahkan. Hal ini juga untuk menjaga agar senyawa­-senyawa komponen yang dipisahkan tidak rusak karena panas. Jika pelarutnya air maka uap pelarut adalah uap air. Uap pelarut ini akan membawa serta komponen 







5.      Destilasi azeotropik
Tipe distilasi semacam ini biasa digunakan untuk campuran azeotropik di mana komponen campuran yang dipanaskan bersama-sama membentuk titik azeotropik karena sifat kimia yang berbeda dari komponen-komponen yang ada dalam campuran. Dengan demikian, pemisahan bertahap dengan cara distilasi biasa tidak menguntungkan. Biasanya hal ini diatasi dengan menambahkan sebuah senyawa lain yang akan mengubah volatilitas relatif dari senyasenyawawa- dalam campuran agar mudah dipisahkan. Senyawa-senyawa aditif ini biasa disebut sebagai "entrainer" yang berupa senyawa-senyawa yang mengubah "sisa" dari proses distilasi pada komposisi tertentu. Kebanyakan sistem azeotropik membentuk titik didih bersama di bawah titik didih normal masing-masing komponen. Sistem ini disebut mempunyai sebuah minima. Ada beberapa sistem azeotropik memiliki sebuah maksima, namun yang sering terjadi adalah sistem-sistem yang memiliki minima. Sebagai contoh, komposisi (1) dan (2) didapat dari dua buah temperatur distilasi sistem azeotrop dengan sebuah minima. Atau dalam satu temperatur kita mendapatkan dua buah komposisi A maupun B yang jauh berbeda. Hal ini menyulitkan pemisahan secara teknis. Dalam temperatur yang mirip kita dapatkan dua buah komposisi A dan B sekaligus.
Pada praktiknya, campuran etanol dan air juga merupakan sebuah campuran azeotropik dengan sebuah minima di suhu 78,15°C di mana komposisi etanol mencapai 96,5%. Sistem seperti ini disebut sistem yang mengalami deviasi positif, dalam arti tekanan uap total lebih tinggi dari tekanan uap murni masing-masing komponen. Ada beberapa jenis interaksi antara molekul air dan etanol sehingga memberikan deviasi dari keadaan campuran sempurna. Namun hal ini menguntungkan karena etanol hampir murni didapat pada temperatur minimanya.



Untuk menghilangkan sedikit sisa komponen airnya diberikan sebuah entrainer dan dalam hal ini benzena merupakan entrainer yang sering dijadikan contoh. Selanjutnya akan terbentuk campuran azeotrop baru dengan titik didih minimal  lebih rendah.

6.      Destilasi Ekstraktif
Metode ini adalah gabungan dari metode distilasi dan metode ekstraksi. Metode ekstraksi terjadi melalui pelarutan senyawa target pada pelarut yang dapat memisahkan berdasarkan tipe molekul, dan dilain pihak metode distilasi terjadi dengan pendidihan dan perubahan fase komponen menjadi gas. Walaupun demikian, tipe distilasi ini tidak terlalu menguntungkan sehingga jarang digunakan untuk pemisahan analitik. Distilasi ekstraktif mirip dengan distilasi azeotropik dalam hal penambahan senyawa lain untuk mempermudah proses pemisahan. Dalam hal ini entrainer disebut juga pelarut yang melakukan ekstraksi karena senyawa yang ditargetkan dapat larut dengan baik dalam pelarut yang dipilih. Pelarut yang diberikan dimaksudkan untuk mengubah volatilitas relatif salah satu komponen dan mengubah titik didih campuran. Namun, berbeda dengan distilasi azeotropik, pelarut atau entrainer ini sebaiknya sangat tidak volatil dan mempunyai interaksi spesifik dengan salah satu dari komponen campuran, dengan kata lain, pelarut sanggup melarutkan senyawa komponen dengan baik. Dengan demikian, campuran yang menyatu dengan entrainer ini akan menempati labu distilasi di bagian bawah karena massa jenis lebih besar sehingga mudah dipisahkan. Salah satu contoh penggunaan distilasi ekstraktif ini adalah untuk memisahkan benzena dan sikloheksana dengan menggunakan fenol sebagai pelarut pengekstraksi.

7.      Sublimasi
Sublimasi pada dasarnya adalah perubahan fase dari padat menjadi uap tanpa melalui fase cair. Dengan demikian, proses perubahan fase ini dapat disebut sebagai distilasi padatan. Biasanya cara ini ditempuh untuk menjaga keutuhan senyawa-senyawa yang tidak tahan panas dan harus dilakukan preparasi pada temperatur rendah. Jika tekanan uap senyawa yang disublimasi cukup rendah (di bawah tekanan atmosfir) maka distilasi sublimasi dilakukan pada tekanan rendah pula.
Cara lain yang mempunyai prinsip ini adalah dengan eara mengalirkan gas inert yang tidak mudah mengembun pada waktu sublimasi. Gas ini bereampur dengan uap hasil sublimasi dan pada saat eampuran didinginkan, uap akan menyublim lagi menjadi padatan. Proses ini juga sering disebut sebagai sublimasi ekstraktif di mana gas yang dialirkan disebut sebagai pelarut atau ekstraktor. Distilasi sublimasi ini juga mirip dengan distilasi uap di mana gas pembawa ini dianalogikan dengan uap pembawa yang membantu pengembunan dan pemisahan fraksinya.
Proses sublimasi dapat diilustrasikan dengan diagram tiga fase Pada kurva sublimasi (kurva AB) adalah daerah kesetimbangan gas­-padat di mana proses sublimasi terjadi. Kurva penguapan BC juga analog dengan kurva sublimasi namun untuk perubahan fase cair-gas dan sebaliknya.
Salah satu faktor yang menyulitkan proses ini adalah memanaskan sampel padat untuk menyublimkannya tanpa melelehkan padatan. Aliran panas yang diberikan harus membuat gas segera terbentuk dengan kecepatan sublimasi yang tepat agar padatan tidak melebur. Di lain pihak, proses kondensasi dari gas menuju fase padat lagi tidak mudah juga untuk dilakukan, karena laju pemadatan kembali juga harus diatur. Hal ini sering kali menyebabkan penumpukan padatan pada kondensor dan proses distilasi sublimasi akan terhenti sampai kondensor dibersihkan.

2.6 Proses Destilasi
Suatu campuran yang berupa cairan (15) dimasukkan ke dalam labu (2) yang dipanaskan melalui penangas (14) dengan heater (13). Suhu pemanasan dapat diatur dengan mengamati termometer (4). Pada saat dipanaskan, sedikit demi sedikit campuran akan menguap. Uap kemudian naik melalui pipa (3) den mengalir menuju pendingin / kondenser (5). Pendinginan uap adalah dengan cara mengalirkan air melalui dinding pendingin. Setelah melalui pendingin, uap akan mengembun membentuk cairan kembali dan melaju ke adaptor (10) dan menetes ke labu destilat (8). (Lihat pada daftar gambar)
2.7 Penerapan Destilasi
Aplikasi destilasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu skala laboratorium dan skala industri. Perbedaan untama destilasi skala laboratorium dan industri adalah sistem ketersinambungan. Pada skala laboratorium, destilasi dilakukan sekali jalan. Dalam artian pada destilasi skala laboratorium, komposisi campuran dipisahkan menjadi komponen fraksi yang diurutkan berdasarkan volatilitas, dimana zat yang paling volatil akan dipisahkan terlebih dahulu. Dengan demikian, zat yang paling tidak volatil akan tersisa pada bagian bawah. Proses ini dapat diulangi ketika campuran ditambahkan dan memulai proses destilasi dari awal. Pada destilasi skala industri, senyawa asli (campuran), uap, dan destilat tetap dalam komposisi konstan. Fraksi yang diinginkan akan dipisahkan dari sistem secara hati-hati, dan ketika bahan awal habis maka akan ditambahkan lagi tanpa menghentikan proses destilasi.
2.8 Penggunaan Destilasi
Destilasi mempunyai peranan yang sangat banyak dalam kehidupan manusia. Destilasi adalah kunci utama dalam pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi. Minyak bumi dipisahkan menjadi fraksi-fraksi tertentu didasarkan pada perbedaan titik didih. Alkohol yang terbentuk dari proses fermentasi juga dimurnikan dengan cara destilasi. Minyak-minyak atsiri alami yang mudah menguap dapat dipisahkan melalui destilasi.
Banyak sekali minyak atsiri alami yang dapat diperoleh dengan cara destilasi, yakni minyak serai, minyak jahe, minyak cengkeh, dsb. Minyak kayu putih juga didapatkan dengan cara destilasi. Selain itu, destilasi juga dapat memisahkan garam dari air laut.




2.9 Daftar Gambar


Gambar 2.5.1 Destilasi konvensional


Gambar 2.5.2 Destilasi Fraksional
Gambar 2.5.3 Destilasi Vakum

Gambar 2.5.4 Destilasi Uap

Gambar 2.5.5 Destilasi Azeotropik

Gambar 2.5.6 Destilasi Ekstraktif

Gambar 2.5.7 Sublimasi


Gambar 2.6 Proses Destilasi














BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah melakukan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa: 
1.   Dalam  kehidupan  seharihari,  prinsip  destilasi  dapat  digunakan  dalam 
pembuatan minyak kayu putih, penyulingan nilam, penyulingan air bersih, dan 
pemisahan bioetanol dari campurannya. 
2.   Prinsip destilasi ini sangat penting dipelajari karena dapat diaplikasikan dengan 
mudah dalam kehidupan seharihari. 
3.   Di  sisi  lain,  prinsip  destilasi  cukup  susah  dipahami  kalau  tidak  menggunakan 
alat  praktikum.  Dengan  demikian,  tersedianya  laboratorium  dan  alatnya 
merupakan  sebuah  keharusan  agar  siswa  dapat  memahaminya  dengan  lebih 
mudah. 
4.   Pemisahan  senyawa  dengan  destilasi  bergantung  pada  perbedaan  tekanan  uap 
senyawa  dalam  campuran.  Tekanan  uap  campuran  diukur  sebagai 
kecenderungan molekul dalam permukaan cairan untuk berubah menjadi uap. 
5.   Jika suhu dinaikkan, tekanan uap cairan akan naik sampai tekanan uap cairan 
sama  dengan  tekanan  uap  atmosfer.  Pada  keadaan  itu  cairan  akan  mendidih. 
Suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap atmosfer disebut 
titik didih. 
6.   Cairan yang mempunyai tekanan uap yang lebih tinggi pada suhu kamar akan 
mempnyai titik didih lebih rendah daripada cairan yang tekanan uapnya rendah 
pada suhu kamar. 
7.   Jika campuran berair didihkan, komposisi uap  di atas cairan tidak sama dengan 
komposisi pada cairan. Uap akan kaya dengan senyawa yang lebih volatile atau 
komponen dengan titik didih lebih rendah. Jika uap di atas cairan terkumpul dan 
dinginkan,  uap  akan  terembunkan  dan  komposisinya  sama  dengan  komposisi 
senyawa  yang terdapat pada uap  yaitu dengan senyawa  yang mempunyai titik
didih lebih rendah. Jika suhu relative tetap, maka destilat yang terkumpul akan  mengandung senyawa murni dari salah satu komponen dalam campuran.  
3.2 Daftar Pustaka
Depdiknas]. 2008. Sistem pendidikan nasional. WWW Sisdiknas (terhubung berkala)
http://www.inherentdikti.net/files/sisdiknas.pdf  (10 Mei 2010). 
Sakinah,  Siti.  Modifikasi  proses  penyulingan  dengan  variasi  tekanan  uap  untuk 
memperbaiki karakteristik aroma minyak kelapa. WWW KMS IPB (terhubung berkala) 
http://kms.ipb.ac.id/nplib/index.php?t=view&c=Tesis&id=7795 (10 Mei 2010). 
http://trianzzer.blogspot.com/2012/05/makalah-destilasi-sederhana.html  
Wonorahardjo Surjani. 2013. Metode Metode Pemisahan Kimia Sebuah                        Pengantar. Jakarta : Akademia Permata